Tulisan ini terinspirasi oleh penjelasan Pak
Marsigit pada tanggal 24 oktober 2014
Saya pernah mendapatkan sebuah kutipan, yaitu “jika
kamu bisa memilih maka pilihlah yang
terbaik, tetapi jika kamu tidak bisa memilih, maka lakukan yang terbaik”
Saat ini saya diberi kesempatan untuk memilih,
tetapi saya tidak tahu mana yang terbaik karena pilihannya tidaklah paralel. Didalam
kerisauan saya, saya mendapat kesempatan untuk bertanya kepada siapapun, untuk
meberikan saran pilihan mana yang akan saya pilih tetapi semuanya menambah
kerisauan saya.
Dengan berjalannya waktu, saya memdapatkan
keberuntungan karena bisa bertanya kepada Bapak Marsigit, selaku dosen filsafat
saya saat ini. Setelah mendapatkan penjelasan dari beliau, pikiran saya sedikit
terbuka tentang pilihan mana yang akan saya pilih, dan konsekuensinya terhadap
hidup saya kedepan. Dan sekarang saya sudah mendapatkan pilihan yang akan saya
pilih.
Dalam penjelasan dari pertanyaan saya, Beliau
menjekaskan bahwa pilihan mana yang akan
kamu ambil, kembali kepada dirimu sendiri. Dirimu itu ada banyak. Dirimu yang
memilih pilihan A, dirimu yang memilih pilihan B, dirimu yang tidak memilih pilihan
A atau pun B., dan dirimu-dirimu yang lain, tetapi pilihan mana yang kamu
ambil, kuncinya adalah komunikasi, karena komunikasi adalah jalan keluarnya.
Dari ini saya mendapatkan banyak pelajaran, walaupun
saya tidak mengambil pilihan manapun, dan waktu akan menjelaskan pilihan mana
yang akan saya ambil.
Semoga pilihan yang saya ambil ini adalah pilihan
yang terbaik. Aamiin
